Cari File

Senin, 14 September 2009

Oposisi Malaysia: Pembakaran Bendera Singgung Harga Diri Bangsa

Oposisi Malaysia menyampaikan keprihatinan atas ketegangan hubungan Malaysia-Indonesia pada beberapa pekan terakhir. Pemicunya, isu kebudayaan, pekerja migran, dan perbatasan.

"Kami mohon agar kedua pemerintahan, Malaysia-Indonesia, proaktif menyelesaikan ketegangan ini. Begitu juga dengan lapisan berikutnya, partai politik, LSM, dan pers harus saling meredam ketegangan hubungan kedua negara bertetangga dan serumpun," kata Salahuddin Haji Ayub, salah seorang pemimpin PAS, partai oposisi Malaysia di Kuala Lumpur, Senin (14/9).

Salahuddin yang juga anggota parlemen Malaysia dari Partai Islam se-Malaysia (PAS) dan Syed Azman Syed Ahmad, salah seorang pemimpin pemuda PAS dan anggota DPRD Terengganu serta Eksekutive Migran Care Malaysia, Alex Ong, mendatangi KBRI dan menemui Wakil Dubes Tatang B Razak untuk menyampaikan keprihatinan.

"Kami prihatin dengan aksi sweeping warga Malaysia di Jakarta dan juga pembakaran bendera Malaysia oleh para pengunjuk rasa di Indonesia. Itu sudah menyinggung dan merobek martabat dan harga diri rakyat Malaysia," kata Syed Azman. "Hormati para pahlawan kami yang sudah berjuang dengan darah dan nyawa untuk kemerdekaan Malaysia," katanya.

Salahuddin juga menegaskan kembali bahwa sebagian besar Melayu Malaysia itu merupakan keturunan orang Indonesia dari berbagai suku, misalnya Aceh, Minang, Jambi, Riau, Palembang, Jawa, dan Bugis. "Mereka membawa kebudayaan dan keseniannya ke Malaysia kemudian melestarikannya di sini," katanya.

"Kami tidak mencuri kebudayaan Indonesia dan kami tidak mengklaim kebudayaan Indonesia. Itu hanya tuduhan pers Indonesia," katanya.

Ditegaskan, tuduhan pers Indonesia bahwa Malaysia mengklaim Tari Pendet Bali. "Bagaimana mungkin Malaysia mengklaim Tari Pendet Bali. Dalam enam film dokumenter Enigmatic Malaysia tidak ada cerita soal Bali, apalagi Tari Pendet. Bagaimana bisa pers Indonesia menuduh Malaysia klaim mencuri Tari Pendet. Itu hanya gambar yang ternyata salah letak oleh Discovery Channel," katanya.

Contoh lain, Malaysia mengklaim reog ponorogo. Malaysia tidak pernah mengklaim reog, tetapi rakyat Malaysia di Batu Pahat, Johor Bahru, yang asalnya dari Ponorogo melestarikan kesenian itu secara turun-temurun. "Kami tidak pernah klaim itu orisinal Malaysia, pers Indonesia saja yang menuduh dan memberitakan hal itu kemudian diyakini kebenarannya oleh rakyat Indonesia," katanya.

Begitu pula dengan batik. Malaysia hanya mematenkan motif batiknya yang berbeda dengan batik asal Indonesia. "Kami tidak pernah mengklaim batik itu orisinil Malaysia," kata Salahuddin.

Wakil Dubes RI Tatang B Razak berjanji akan menyampaikan keprihatinan politisi oposisi Malaysia kepada Pemerintah Indonesia. Namun, dia juga minta agar pers Malaysia tidak cenderung memberitakan hal-hal negatif mengenai TKI. Sampaikan juga peranan positif TKI terhadap pembangunan ekonomi dan SDM Malaysia yang begitu besar.

"Kalian oposisi kan berkuasa di beberapa negara bagian, misalkan di Selangor dan Pulau Pinang. Cobalah kalian berbuat berbeda kepada TKI. Buatlah aturan yang lebih kondusif bagi TKI sehingga membuat senang rakyat Indonesia," kata Tatang.

Menanggapi hal itu, Salahuddin dan Syed Azman mengatakan, amandemen UU tentang Tenaga Kerja memang menjadi target oposisi Malaysia sehingga lebih melindungi dan memberikan iklim yang nyaman bagi pekerja migran. (ant)

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Maupun Salam Asololenya!!