Cari File

Senin, 14 September 2009

Harga Minyak Anjlok di Bawah US$69/barel

VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa utama dunia dalam perdagangan awal pekan ini anjlok hingga berada di bawah US$69 per barel. Penyebabnya adalah penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan melemahnya indeks harga saham regional.

Melalui transaksi elektronik untuk perdagangan Asia di bursa Nymex, New York, Senin siang 14 September 2009 waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk kontrak Oktober turun 83 sen ke posisi US$68,46 per barel. Jumat pekan lalu, nilai kontrak turun US$2,65 ke posisi US$69,29. Sementara itu, di bursa ICE London, harga minyak Brent jatuh 51 sen ke posisi US$67,18 per barel.

Harga minyak jatuh sekitar US$4 dalam dua transaksi terakhir karena nilai tukar dolar AS mengalami rebound dari level terendah dalam satu tahun terakhir pada pekan lalu. Minyak dihargai dalam dolar, sehingga harganya akan lebih mahal jika nilai tukar dolar menguat.

Nilai tukar euro melemah di perdagangan Asia pada hari ini menjadi US$1,4535 dari US$1,4597 pada Jumat pekan lalu. Sedangkan terhadap yen, nilai tukar dolar AS stabil pada 90,45 yen per dolar.

Pialang minyak juga mengamati pasar saham untuk membaca indeks kepercayaan investor secara keseluruhan. Sebagian besar indeks utama Asia melemah di awal transaksi Senin ini.

"Harga minyak turun akibat nilai tukar dolar AS dan melemahnya indeks saham Asia," kata Victor Shum, analis energi untuk Purvin & Gertz di Singapura. "Dan juga masih ada kekhawatiran terhadap permintaan minyak," lanjut Shum.

Minyak diperdagangkan antara US$65 dan US$75 dalam beberapa bulan terakhir karena investor menakar lemahnya permintaan konsumen di tengah pemulihan ekonomi global. Menurut perkiraan Shum, minyak akan tetap berada pada kisaran harga tersebut hingga ada katalis baru yang cukup kuat. (AP)

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Maupun Salam Asololenya!!