Cari File

Senin, 24 Agustus 2009

Munculnya Tommy, Romantisme Golkar Masa Lalu


VIVAnews - Kemunculan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto sebagai calon Ketua Umum Golkar dinilai pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, sebagai bentuk romantisme Golkar terhadap masa lalu.

Tommy Soeharto merupakan putra bungsu kesayangan mendiang mantan Presiden Soeharto. Sedangkan, Soeharto sendiri adalah pendiri Golkar sekaligus mantan Ketua Dewan Pembina Golkar.

Sementara Tommy sampai saat ini masih resmi tercatat sebagai anggota Golkar walaupun ia tidak pernah terlibat secara aktif dalam kepengurusan partai.

"Ada romantisme terhadap era Soeharto," ujar Siti di Jakarta, Sabtu 22 Agustus 2009. Siti menduga, romantisme Golkar terhadap kejayaan masa lalunya itu berkorelasi positif dengan kehadiran Tommy secara tiba-tiba.

Tommy, menurut Siti, bisa dibilang merupakan perwakilan dari romantisme tersebut. Padahal yang dibutuhkan Golkar sekarang adalah figur progresif yang bisa membawa Golkar keluar dari titik kritisnya pascakekalahan Golkar dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden.

"Bisa muncul pertarungan antara kekuatan progresif baru dan kekuatan romantisme tersebut di internal Golkar," tutur Siti yang memperoleh gelar Ph.D Ilmu Politik-nya di Curtin University, Perth, Australia itu. Siti berharap, kekuatan progresif dapat membawa Golkar keluar dari romantisme masa lalunya.

Politisi muda Golkar, Yuddy Chrisnandi, dianggap Siti mewakili kekuatan progresif baru. "Yuddy sangat bagus," kata Siti. Namun peneliti senior LIPI ini khawatir bila Yuddy diboncengi oleh Tommy pasca pertemuan antara Yuddy dan Tommy beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Siti mengingatkan Yuddy agar tidak melupakan moral politik dalam merealisasikan niatnya untuk melakukan reformasi internal Golkar.

"Memasukkan Tommy sebagai sekutu, akan memunculkan berbagai konsekuensi lanjutan," tandas Siti. Ia memprediksi, kehadiran Tommy hanya akan menambah masalah bagi Golkar.

"Golkar sudah punya banyak skandal. Apa masih mau ditambah lagi?" tandas Siti. Pada akhirnya, Siti mengakui bahwa suksesi kepemimpinan di Golkar memang selalu berlangsung pelik.

Ia berharap agar partai beringin tersebut masih memiliki cukup moral politik untuk memilih calon yang mempunyai kredibilitas dan integritas.


0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Maupun Salam Asololenya!!