Cari File

Senin, 10 Agustus 2009

Saatnya Kereta Kalahkan Kendaraan Pribadi

VIVAnews - Pelayanan jasa kereta harus mampu mengungguli kenyamanan mobil pribadi. Jika mampu, para pengguna kendaraan pribadi akan termotivasi untuk beralih ke angkutan massal berbasis rel tersebut.

Dalam diskusi publik yang bertajuk Masa Depan Angkutan Rel di Jakarta, Senin 10 Agustus, sistem angkutan massal berbasis rel seperti kereta sangat efektif untuk mengatasi kemacetan di Jakarta yang kian tak terkendali.

Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta, Bambang Pujianto, mengatakan, sumber macet Ibu Kota adalah penggunaan kendaraan pribadi yang semakin tak terkendali. Jumlah kendaraan pribadi mencapai 98 persen dari total kendaraan di Jakarta. Dengan kata lain, jumlah angkutan umum hanya 2 persen.

Dari hitung-hitungannya, jumlah mobil pribadi yang digunakan sudah lebih dari 2 juta unit tiap harinya. Jika 1 mobil panjangnya 4 meter, maka 2 juta dikali 4 meter menjadi 8 juta meter atau 8 ribu kilometer panjangnya di jalan. Sementara panjang jalan di Jakarta hanya 6.500 km.

"Kita butuh angkutan berbasis rel seperti kereta, ini kebutuhan masyarakat urban, yang sekali jalan bisa mengangkut 1000 orang," kata Bambang di hotel Sahid Jaya, Jakarta, Senin 10 Agustus 2009.

Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta menunjukkan, pertambahan jumlah kendaraan pribadi di Jakarta mencapai 1.117 per hari atau sekitar 9 persen per tahun. Sementara pertumbuhan luas jalan relatif tetap, sekitar 0,01 persen per tahun. Jika tak segera ada pembenahan pola transportasi, pada tahun 2014 Jakarta diperkirakan akan mengalami kemacetan total.

Seperti tertuang dalam pola tranportasi makro Jakarta, penanganan masalah macet harus dilakukan dengan mensinergikan tiga hal. Pertama, pengembangan angkutan umum massal yang baik. Kedua, pembatasan penggunaan kendaraan, dan terakhir, revitalisasi infrastruktur transportasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Maupun Salam Asololenya!!