Cari File

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Oktober 2009

Mahasiswa Ingin Dihubungi Orang Tuanya Tiap Hari

London: Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa hampir seperempat dari mahasiswa Inggris yang tinggal jauh dari rumahnya ingin dihubungi orang tuanya sekali sehari.

Survei ini dilakukan pada 256 mahasiswa baru yang berada di kampusnya pada minggu pertama. Survei dilakukan oleh perusahaan telepon T-Mobile ini menunjukkan bahwa 24,6 persen dari mereka ingin ditelepon oleh orang tuanya setiap hari, dengan wanita berada di posisi pertama orang yang ingin dihubungi dibanding laki-laki.

Ahli psikologi anak dan orang tua, Pat Spungin mengatakan sangat wajar jika ingin berbicara dengan anak-anak yang telah meninggalkan rumah untuk pertama kalinya. Namun, ada keseimbangan yang baik antara membiarkan mereka tahu bahwa Anda (orang tua) ada disana dan menjadi terlalu melindungi.

"Aturan yang baik bagi orang tua untuk diikuti adalah menghubungi anak-anak mereka pada waktu yang telah disepakati, sekali atau dua kali seminggu dan kemudian menggunakan e-mail atau teks untuk komunikasi lainnya selama seminggu," ujar Spungin kepada Reuters.

Orang tua yang ingin menghindari pemaksaan mungkin mempertimbangkan menghubungi dengan e-mail atau teks, metode yang lebih disukai oleh siswa laki-laki (22,4 persen). Bentuknya bisa dengan menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook ataupun Twitter.

Tips lainnya menyarankan agar orang tua yang ingin tetap memiliki kontak dengan anaknya adalah memberikan sedikit kebebasan termasuk mengirim paket makanan, menghindari menelepon di pagi hari ketika mereka masih tidur, dan menahan godaan untuk melakukan kunjungan tanpa pemberitahuan.(LUC)

Selasa, 11 Agustus 2009

Dinas Pendidikan Kurangi Jam Belajar Saat Puasa

Yogyakarta, (tvOne)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan mengurangi durasi jam pelajaran di sekolah selama bulan puasa, guna memberikan kesempatan siswa untuk menjalankan ibadah.

"Jam pelajaran dari SD hingga SMA akan mendapat pengurangan durasi sekitar 15 menit tiap jam pelajaran pada saat bulan puasa," kata Kabid Perencanaan dan Standardisasi Disdikpora DIY, Baskara Aji di Yogyakarta, Selasa.

Ia menyatakan, perubahan waktu pelajaran tersebut untuk menghormati bulan puasa, agar siswa lebih mendalami agama dan menjalankan berbagai ibadah selama bulan Ramadan.

Aji mengatakan, untuk pengadaan kegiatan rohani selama bulan puasa, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada otonomi sekolah.

Menurutnya, kegiatan tersebut berupa pelaksanaan tadarus, pesantren kilat, dan kegiatan keagamaan lainnya.

"Kami mengharap sekolah mengurangi kegiatan fisik selama bulan puasa," katanya.

Alasan pengurangan jam pelajaran, menurutnya, untuk memberi kesempatan beribadah bagi siswa sekaligus menjaga kondisi fisik dan memberi kesempatan agar menjalankan ibadah selama Ramadan.

"Pengurangan durasi jam pelajaran tersebut tidak berbeda dengan tahun kemarin, yakni setiap jam pelajaran akan dikurangi durasinya 15 menit," katanya.

Ia berharap, sekolah mengurangi kegiatan fisik dengan menggantinya dengan kegiatan keagamaan, seperti pesantren kilat, tadarus, dan kajian agama.

"Siswa nonmuslim juga harus diberikan tambahan jam pelajaran rohani untuk mengisi kekosongan jam pelajaran," katanya.

Menurut dia, Dikpora DIY belum menyosialisaikan kebijakan tersebut, namun pihaknya berjanji akan segera menerbitkan surat edaran.

"Kami akan mengeluarkan surat edaran mengenai pengurangan durasi jam pelajaran selama bulan puasa, pekan depan" katanya.

Ia berharap, pengurangan jam pelajaran tersebut dilakukan dengan tanggung jawab, sehingga tidak mempengaruhi kualitas kegiatan belajar mengajar selama Ramadan.

Senin, 10 Agustus 2009

Politeknik Indonesia-Venezuela Diresmikan di Aceh

Jakarta, (tvOne)

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Hassan Wirajuda dan Wakil Menteri Pendidikan untuk Urusan Pendidikan Tinggi Republik Bolivaria Venezuela, Tibisay Cruz Hung Rico, dijadwalkan meresmikan Politeknik Indonesia-Venezuela, pada Rabu mendatang (12/8).

Setelah peresmian, menurut keterangan dari Departemen Luar Negeri di Jakarta, Senin, Politeknik yang dibangun dengan dana Rp36,9 miliar tersebut akan diserahkan kepada Gubernur Provinsi Aceh, Irwandi Yusuf.

Peresmian tersebut akan dilangsungkan di kampus Politeknik Indonesia-Venezuela, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Dana pembangunan tersebut berasal dari dana bantuan yang dikumpulkan Deplu sebesar Rp18,6 miliar dan bantuan Pemerintah Republik Bolivaria Venezuela sebesar dua juta dolar AS.

Kampus Politeknik itu mempunyai tiga fakultas yaitu Fakultas Peternakan, Perikanan dan Pertanian. Kampus Politeknik Indonesia-Venezuela terdiri atas gedung rektorat, gedung serba guna, kantin, mesjid, perpustakaan, asrama putri dan asrama putra (bisa menampung hingga 120 orang), dan semua gedung telah dilengkapi dengan berbagai kelengkapannya.

Sebelumnya, Deplu juga telah membangun di Provinsi Aceh, 45 rumah tipe-45 di Pidie, 115 rumah di Blang Pidie, dan dua asrama madrasah di Leung Bata dan Bakoy.

Serangkaian bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami yang telah merusak infrastruktur, sarana dan prasarana di berbagai wilayah tanah air, telah menggugah Deplu beserta jajarannya untuk menggunakan jaringan yang dimiliki, mengupayakan penggalangan dana baik dari negara-negara sahabat, masyarakat internasional, masyarakat Indonesia dan diplomat kita di luar negeri, untuk menjadi donator dan menjadi bagian dari upaya bersama meringankan beban masyarakat di daerah bencana.

Sampai saat ini, dari dana yang terkumpul, Deplu telah melakukan pembangunan dua SD di Bengkulu Utara (Arga Makmur dan Batik Nau), 11 SD dan satu SMP di Yogyakarta dan Jawa Tengah sekitarnya, dua SD di Sumatera Barat (Solok dan Padang Panjang), sebuah SMK di Sumatera Utara (Serdang Bedagai) serta dua sekolah terpadu (SD, SMP dan SMK) di Sumatera Utara (Nias dan Nias Selatan).

Disamping itu, Deplu juga telah memberikan bantuan 40 kapal nelayan beserta kelengkapannya, pembangunan tempat pelelangan ikan dan kantor koperasi nelayan di Ciamis (Jawa Barat). Saat ini sedang dalam proses membangun kembali Islamic Centre di Arga Makmur, Bengkulu Utara yang rencananya akan diresmikan pada September 2009.